Minggu, 23 September 2018

RUMAH SAKIT

* TUHAN DI RUMAH SAKIT *
Pagi tadi Tuhan mampir ke rumah Sakit
Menjenguk kakek-kakek batuk
Menghibur bocah cilik yang takut suntik
Menjaga janda yang hamil tua
Menunggu yang terkena panu dan giginya ngilu
Menghafal siapa-siapa yang belekan dan gatal-gatal
Kemudian merasuk pada bulir-bulir obat murah
Yang dosisnya pun hanya diberi setengah....
Malam ini Tuhan Hadir di rumah sakit
Menyembuhkan semua jiwa yang pasrah....
( RS. 27 Agustus 2018)

KAMPRET VS CEBONG

**ANDAI KAMPRET DAN KECEBONG BERSATU**
Jujur, saya tidak suka dengan julukan “Kampret” untuk menyebut para pendukung Prabowo Subianto
Dan “Kecebong/ Cebong” untuk para pendukung Joko Widodo.
Karena julukan itu pasti diucapkan dengan kebencian, pelecehan, sindiran, sarkasme, dll. 
Tak pernah kan dengar pendukung Prabowo berkata dengan bangga: “Woi, gue kampret lho…”,
Juga sebaliknya pendukung Jokowi: “Aku bangga jadi Kecebong, bulet-bulet imut, bentar lagi jadi kodok.”?
Selain itu, kedua analogi binatang di atas entah disadari atau tidak membawa dampak buruk pada pola pikir kita.
Membuat kita meyakini Kampret yang adalah binatang penerbang, dan tidur dengan kepala di bawah, tidak akan bersatu dengan Kecebong si anak katak yang hidupnya di air.
Mereka beda alam, beda spesies, beda…. Ah, banyak sekali bedanya.
Sedangkan kita sejatinya satu bangsa, satu tanahair, satu spesies, dan satu cita-cita Menyejahterakan Indonesia.
Lantas, apakah “Kampret” dan “Kecebong” bisa bersatu..? Bisa ! yaaa Bisaaa...!!!
Dengan menghapus identitas kekampretannya dan kecebongannya,
Menjadi sesama anak bangsa yang ingin Indonesia berjaya..
Damai eeuuyy....
(Tirtasari recidence. 29 Agustus 2018 )

MANTAN

*** (MANTAN) DUKUN, BIARAWATI, DAN UMAT BERAGAMA ***
Seorang mantan dukun
Sejak jadi Pendeta
Khotbahnya soal Setan saja
Jelek-jelekin mantannya.
Apa iya, untuk mencintai Tuhan
Jemaat harus membenci Setan ..?
Seorang mantan biarawati
Sejak jadi Ustazah
Ceramahnya soal Kristen saja
Jelek-jelekin mantannya.
Apa iya, untuk menjadi alim
Jamaah kudu belajar membenci ...?
Seorang mantan umat beragama sejak jd Atheis
Omongannya soal Agama saja
Jelek-jelekin mantannya juga.
Apa iya, untuk meyakini bahwa Tuhan tiada
kita harus membenci ketuhanan ..?
Ah, ...mantan
Jika takut CLBK dan balikan
Haruskah kita saling bermusuhan?
Ah, ...mantan
Apa kekasih barumu tidak marah nantinya
Jika kau bicarakan soal mantan tiap kali berjumpa?
Ah, ...mantan
Bersibuk-sibuklah mencintai kekasih barumu
Jangan sibuk membenci masa lalu.
Ah,.... mantan
Apa jangan-jangan
K au sudah jadi pencinta kebencian...?
( Tirtasari recidence . 4 September 2018)

KORUPTOR

*** PESAN KORUPTOR KEPADA ISTRINYA ***
Ma,... mbok yo kamu diet, senam, sedot lemak, atau apalah
Bukan, ..bukan aku tidak lagi Menerimamu apa adanya
Selamanya kamu cantik dan satu-satunya
Tapi gendutmu itu bisa Menimbulkan kecurigaan
Kamu sudah harus mulai mempelajari persepsi publik, Ma...
Buatlah mereka mengira kita sama sengsara
Atau setidaknya mereka mengamini bahwa kita sederhana
Kesederhanaan itu sekarang mahal harganya
Bahkan lebih prestisius Daripada kemewahan
Kurang percaya....?
Coba esok jangan lagi makan di restoran mewah
Mampirlah ke warung dengan pakaian seadanya
Jangan pakai satu pun perhiasan
Pesan tempe tahu dan telor ceplok
Minumnya teh tawar anget
Makanlah bersama-sama mereka
Jelek-jelek dan bau begitu Mereka punya hape lho
Ketika mereka tahu kamu adalah istriku
Maka seketika mereka cekrak-cekrek upload
Dan kamu tahu apa akibatnya..?
Kamu viral, jadi perbincangan publik
Mereka akan bilang kamu down to earth lah, inspiratif lah, dan lain sebagainya
Ketika kamu ditanya: bapak mana...?
Jawablah aku sedang sibuk kerja, kerja, kerja dan kerjaa
Beeuhhh,..mereka akan makin menjadi-jadi mengagumi kita
Nah,.. tas mewahmu itu
Berapa harganya..? 5 milyar ?
Lalu apa yang kamu dapatkan dari tas itu?
Dipuja puji orang ? Dikagumi ? Jadi viral ? Nggak kan ?
Ya iya lah, orang kaya pakai tas mewah, itu sudah terlalu biasa !
Mana ada orang yang bakal terheran-heran !
Lagipula sekarang banyak ibu-ibu komplek yang pakai tas begituan
Tiruan, harga tiga ratus ribuan, beeeuuhhh...lagaknya udah gembelengan
Dengar,.. dengar ide brilian suamimu ini
Minggu depan, mampir ke pengrajin tas di perempatan jalan itu
Dengar-dengar harga termahalnya cuma lima belas juta
Nah, kamu beli yang satu juta setengah!
Terus kamu suruh si Lasiem pura-pura mampir juga ke sana
Suruh dia dandan di salon, biar pantes beli yang mahal
Ketika kamu milih-milih, si Lasiem pura-pura terkaget saat melihatmu:
Lho, ibu istri pejabat kok beli tas di sini yang sejuta setengah?
Terus kamu jawab: tas nggak perlu mahal-mahal, Bu
Yang ini sudah sangat bagus, Saya suka karena handmade
Pastikan pemilik toko kerajinan itu ada di dekatmu Ketika kalian ngobrol begitu
Ia pasti akan ngajak salaman, minta foto bareng
Mengunggah foto kalian di sosmednya dengan caption penuh kekaguman
Dan, apa akibatnya?
Ya kamu viral lagi lah...!
Tapi, sebelum melakukan itu semua kamu harus kurus dulu
Jangan sampai netizen gagal fokus pada gendutmu
Aku dengar dokter di luar negeri bisa bikin kurus dalam hitungan jam
Kalau nggak salah biayanya cuma 15 milyar. Murah kan..?
Tapi ingat, jangan tergiur untuk sekalian menghilangkan keriput dan kantung mata
Biarkan saja seperti itu
Lihat kan mukaku..?
Makin kumel dan lecek
Sengaja memang kubikin Dengan begadang tiap malam
Biar kelihatan kerja, kerja, kerja
Sekarang ngerti kan..?
Ya sudah ya, Ma, ...
Papa berangkat dulu
Si Brengsek itu sudah mulai koar-koar lagi
Katanya anggaran yang Papa bikin nggak masuk akal lah, apalah
Tai kucing emang itu orang
Biar nanti Papa cari cara Bagaimana menyengsakaran dia
Biar kapok!
Akan Papa bikin dia masuk penjara
Kalau perlu kubikin rumahtangganya Porakporanda !
Untung aku sudah dapat kontak mantan pacar istrinya.
Hahahaha, sudah dipenjara, Istrinya selingkuh pula
Apa kata dunia....?
( Tirtasari recidence. 6 Sept 2018)

Journalis

*** WARTAWAN ***
“Ada kabar baik:
Kita dapat berita buruk..!”
Teriak wartawan riang gembira
Di ruang redaksinya.
Itu kabar tentang tokoh masyarakat
Yang digugat sesat,
Itu soal rakyat...
Yang nasibnya makin melarat,
Itu soal wakil rakyat...
Yang gagal meralat
Melaratnya rakyat,
Itu soal selebritis...
Yang terjebak problema dilematis,
Dan itu juga soal nasibnya sendiri
Yang tak pernah sejahtera di ini negeri....
( Tirtasari Recidence. 9 September. 2018)

Coban Rais

**KEMBANG DAN KUMBANG**
Seorang penyair mengamati kuncup kembang itu
Ia tunggu mekarnya dengan rindu
Tiap pagi ia sirami
Ia jaga dari jahatnya sepi
Sesaat setelah kembang itu mekar
Seekor kumbang jantan datang
Mencumbuinya dengan mesra
kemudian penyair mengabadikannya
dalam serangkai puisi
Tentang sebuah asmara
Kumbang jantan datang Beberapa kali sehari
Bak pengantin baru yang mau lagi dan mau lagi
Ia mulai curiga: ini cinta atau sekedar berahi...?
Namun pada tengarainya Kembang dan kumbang itu tak peduli
Hingga pada suatu pagi ia dapati kembang telah layu
Dan kumbang tak lagi datang tuk merayu
Ia menangis, teriris :
Mengapa asmara harus Berakhir begini tragis..?
Ia ambil secarik kertas, menulis lagi
Tinta menggores titik airmata
kertas suci belepotan murka
“dasar kumbang jalang !”
Goresan penanya menerjang
Seketika sajaknya viral
Dibaca-kagumi jutaan Pengguna media sosial
Namanya fenomenal
Terlebih setelah sajak itu Dijadikan karya musikal
Dilantunkan oleh musisi terkenal
Seluruhnya mengutuksumpahi kumbang jantan
Bahkan beberapa meyakini Kumbang itu jelmaan setan
Dan halal darahnya untuk dicurahkan
Seorang bocah ingusan yang penasaran
Singgah ke halaman penyair Yang mendadak kenamaan
Dan mendadak pindah ke rumah megah yang tak punya lagi halaman
Di halaman itu bocah ingusan menemukan
Kembang yang layu telah kembali kembang
Dan kumbang yang dulu telah kembali datang
Ia buntuti kemana pun Kumbang jantan itu pergi
Kemudian berhenti di sebuah Sudut halaman sepi
Mata bocah seketika tercerahkan
Melihat kumbang ternyata tak hanya jantan
Ada seekor betina menunggu setia
Pejantannya pulang Membawakan madu untuknya
Dari jutaan orang yang tengah Gandrung memaki kumbang
Hanya bocah itu yang memaki penyair:
“Dasar penyair goblok..!
Kumbang jantan itu Pasangannya bukan bunga
namun kumbang betina..!”
( Tirtasari residence. 19 September 2018)

Haters

**GENERASI PEMBENCI (HATERS) **
Apa yang dahulu saya Hafalkan mati-matian
Di bangku sekolahan
Tak satu pun membekas ingatan
Yang terkenang hanya:
Saya pernah menghafal
Kemudian ditanya oleh soal-soal:
Apa pendapat tokoh ini
Tentang anu dan itu?
Tidak pernah sekalipun ditanya:
"Apa pendapatmu...? "
Pembenci-pembenci yang kini eksis
Dengan kegemaran Berpendapat tentang segalanya
Sebagian dari mereka
Satu angkatan dengan saya
Sebuah generasi yang dahulu Selalu dibungkam pendapatnya
Generasi yang dahulu Mendapat banyak tanda merah pada jawaban
Yang tak persis sama dengan berkas hafalannya
Generasi yang masing-masing Kini merasa berhak berpendapat
Pendapat yang belum tentu berupa pemikiran
Karena tidak terbiasa berpikir
Hanya merapal hafalan
Kadang pula melongok contekan
Hafalan dan contekan kebencian...!
Sekolah di zaman itu
Memang hanya ada satu pelajaran
Yaitu menghafal
Menghafal matematika..
Menghafal bahasa...
Menghafal biologi....
Menghafal geografi....
Menghafal fisika...
Menghafal kimia...
Menghafal olahraga...
Menghafal tataboga...
Bahkan menghafal filsafat
Yang hakikatnya adalah: " ..Mikir.. "
Generasi selanjutnya
Entah mendapat pelajaran macam apa
Di bangku sekolahannya
Ketika dimintai pendapat
Jawabannya hanya ada dua:
“Mau tau aja,.. apa mau tau banget..?”
Dan
“Ih, kepo deh nanya-nanya mulu..!”
Kalian mikir nggak sih ngomong begitu..?
Saya mikir nggak sih bikin puisi seperti ini..?
he he he....
(Tirtasari Recidence.21 September 2018)